FREDY S. CINTA YANG TERENGGUT Cerita ini adalah fiktif, bila ada persamaan nama, tempat maupun peristiwa, itu hanyalah kebetulan belaka, dan tidak bermaksud menyinggung siapapun. Bagian 4 PUKUL lima sore. Tubuh Annete dihempaskan ke tempat duduknya dan kakinya diselonjorkan. Hari ini kegiatannya amat padat, tidak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Annete harus mendampingi anak buahnya mengunjungi pelanggan mereka dan mengevaluasi kegiatan yang sudah mereka lakukan. Sekarang wanita itu terduduk keletihan. Belum bisa beranjak dari ruang kerjanya menunggu laporan-laporan anak buahnya yang baru kembali sore hari. “Selamat sore!” Sapa Reza setelah seorang karyawan Annete mempersilahkannya masuk k eruang kerja Annete. Annete melempar senyum dan mengisyaratkan Reza untuk duduk. Berbeda dengan penampilannya yang sudah tak karuan, Reza tampil menawan meski seharian bekerja dikantornya. “Terimakasih, kau masih mau mampir”. Kata Annete dengan tertawa. Hubungan mereka yang semakin erat memungkinkan ke akraban itu berkembang dalam komunikasi mereka. “Kebetulan rumahku searah dengan kantormu, apa salahnya aku mampir”. Jawabnya ramah. Karyawan yang membawakan minuman dihadiahkan ucapan terimakasih. Baru saja Annete ingin bertanya dimanakah alamat rumah Reza, telepon berdering. “Hallo? Ya, Saya sendiri. Ooh! Kamu Dani, Ada apa? Haaah!? Apa? Ya kenapa..? Jadi kamu sudah bilang pada mereka? Apa reaksi mereka? Begitu..? Ya sudah, jangan cerita macam-macam sama Opa dan Oma mu ya. Ya sebentar lagi Mama Pulang” Annete meletakkan teleponnya. Ditariknya nafas panjang sebelum Reza meliriknya. “Silahkan minum Rez”. Ucap Annete yang tidak ada hubungannya dengan hasil pembicaraannyalewat telepon, padahal Reza menangkap ada yang kekuatiran dalam suara Annete. “Kau mau pulang? Ku antarkan ya?” “Terimakasih Rez, biarlah aku pulang naik taksi, masakah aku harus sering-sering kau antar pulang? Kalau kau antarkan aku ke supermarket ya boleh-boleh saja. Tapi kalau untuk pulang, nanti aku ke enakkan kau antar..haha..ha..”. “Ah..tak apa-apa Ann, aku antar ya?” Desak Reza tak menyerah. “Kebetulan Papa mau berkenalan denganmu, Tapi kau siap tidak?” “Kenapa tidak?” “Oke! Kalu begitu”. Jawab Annete ringan. Dikemasi barang-baarangnya. Hanya sebentar saja mereka berdua beriringan keluar kantor Annete, “Aku tak yakin rumahku searah dengan rumahmu, kalau rumahmu sudah searah dengan kantorku. Letaka kantor dan rumahku kan dari ujung ke ujung”. Ucapan Annete ditanggapi Reza dengan senyum simpul.. Ketika Annete melirik Reza, Laki-laki itu tersipu dipergoki sedang meliriknya pula. Hati Annete berdesir aneh. Ugh! Ada apa nih? “Ann.. Annete ..” Panggil Reza berulang-ulang. Annete yang sudah menyandarkan ke belakang baru menangkap suara panggilan Reza yang duduk dibalik kemudi. “Ohh! Eh! Ada apa?” Tanyanya begitu rikuh. Kali ini Reza lah yang memergokinya sedang melamun, padahal mereka baru saja masuk kedalam mobil. “Ah.. kalau kamu asik melamun, sory kubuyarkan”. “Hm.. aku memikirkan Dani”. Kata Annete yang secara tidak langsung yang menyatakan dirinya tidak sembarang melamun sebab isi lamunannya adalah anaknya. “Ya tak apa-apa kamu memikirkan yang lainnya, tak Cuma Dani” Kata Reza menyengat telinga Annete. Dengan cepat kepalanya berpaling, Wajah Reza kedepan dengan tangan memutar kemudinya hanya sekilas dilihatnya. Keburu Annete tersadarkan akan kelakuannya’ dan dikembalikan posisi kepalanya lurus kedepan. Uh, hampir saja Annete lepas kendali, tangannya nyaris terangkat untuk menepuk pangkal tangan lengan Reza yang begitu dekatnya. Dadanya berdesir-desir. Annete kebingungan mendapati perbedaan perasaannya sekarang dibandingkan sebelumnya, ketika merekan bersama-sama keluyuran’ dari supermarket ke supermarket lainnya. Sepanjang perjalanan topik pembicaraan mereka sekitar bisnis Annete. Nada sudara mereka meninggi . Bila membahas kegagalan dan upaya menanggulanginya. Tak sungkan-sungkan Annete membelalakkan matanya atau kadang berdecak kesal. Reza pun berbicara tanpa jeda, selalu mensuport wanita itu. Suaranya berdengung-dengung di telinga Annete. Itulah yang terjadi sebelumnya. Sekarang jauh berbeda. Mungkinkah karena terpengaruh keberhasilan mereka? Permintaan yang mulai menumpuk dan kesulitan-kesulitan yang tertanggulangi seakan meredakan emosi den ketegangan mereka. Karena itukan hatinya berubah? Desirannya mengingatkan masa lalunya ketika ia jatuh cinta pada Faisal. Astaga! Annete kaget sendiri menyadari kesamaan itu. Apakah dia.. Ohh! Idak bole! Dia tidak boleh berperasaan macam-maca, dia harus berkonsentrasi memusatkan perhatinnya pada tugas dan tanggung jawabnya. “Aduh! Apa-apaan! Teriak Reza dengan mendadak menginjak Rem. Sekonyong-konyong sebuah mobil berkecepatan tinggi dari arah berlawanan membelok sedemikian rupa nyaris menyenggol moncong mobil Reza kalau ia tidaka maenginjak Rem pada saat saling menentukan. “Aduh, mau apa mereka?” Tanya Annete melihat dua orang turun dari mobil yang hampir mencelakakan mereka. “Kurang ajar, sudah bersalah, eh sok jagoan! Rutuk Reza. “Jangan turun rez. Jangan layani mereka”. Kata Annete menyarankan. Nampaknya sarannya sia-sia belaka. Reza sudah berang, tangannya membuka pintu mobil siap menghadapi orang-orang yang disebutkannya jagoan. Dari dalam mobil Annete ketakukan menyaksikan pertengkaran mulut antara Reza dan dua orang lawannya. Meski dalam ketakukan, Annete sempat menurunkan kaca mobil dan menyarankan Reza untuk kembali kedalam mobil, tapi sayang peringatannya tidak digubris sama sekali. Ketika Annete menyaksikan seorang diantara lawan Reza melayangkan sebuah pukulan cukup telak, tubuh Reza menjadi limbung, Annete berteriak sekuaat-kuatnya meminta pertolongan. Bayangan gerakan tangan-tangan lawan Reza berkelabatan dimatanya, terlihat pula seorang lawan menendang Reza hingga sejajar di trotoar. Annete memencet klakson hingga lawan-lawan Reza berlarian kabur. “Ohh! Reza!” Pekik Annete dengan perasaan tak terperikan. Dia meloncat keluar mendekati tubuh Reza di trotoar. Pejalan kaki yang malihat insiden itu dena mendangar klakson yang dibunyi-bunyikan, merubunginya. Beberapa orang membantu memapah Reza ke dalam mobil sambil mengecam tidakan biadab itu. Setelah Reza direbahkan di jok belakang Annete kebingungan sendiri karena ia tak dapat menyetir. Untunglah di antara penolong ada yang berinisiatif menawarkan bantuannya mengemudikan mobil Reza ke rumah Annete. Sungguh Annete amat bersuykur mendapatkan bala bantuan yang amat tulus dari orang-orang yang tidak dikenalnya. Kepulangannya dengan membawa Reza yang masih pingsan, menggempurkan seisi rumahnya. Baik orang tuanya, Dani dan pembantunya beramai-ramai mengerumuni Reza yang dibaringka di sofa. Orang yang menolong annete berpamitan setelah sekeluarga menyampaikan ucapan terimakasih atas pertolongannya. “Sayang sekali orang-orang disekitar kejadian itu tidak semapt mencatat nomor plat mobilnya Pak”. Cetus orang yang menolong Annete. Ayah Annete hanya tersenyum kecut, langkahnya mengiringi kepergian si penolong. “Tak apalah Bung, kami jadikan insidan ini sebagai pelajaran dan para pelakuknya kelak akan mendapatkan ganjaran setimpal”. Ucap Ayah Annete berbesar jiwa. Sepeninggal orang yang menolong Annete, orang tua dan anaknya menanyainya macam-macam. Sadarla Annete akan pentingnya alamat rumah Reza. “Kalau kamu tahu, kamu kan bisa langsung mengantarkan kerumahnya, biar Reza di urus keluarganya. Tidak seperti sekarang, bagaimana kita menghubungi istrinya? Ya. Syukurlah cederanya tidak parah, itu saja yang melegakan papa”. “Apakah kita tak bisa menelpon ke kantornya menanyakan alamat rumah atau nomor teleponnya?” Dani mengusulkan sarannya. “Ya Pa”. “Tak usah, bikin heboh orang sekantor kalau tahu Reza dicelakakan orang”. Cegah Ayahnya Annete membatalkan niat anaknya menelpon ke kantor Reza. “Ambilkan eau de cologne, kita harus menyadarkannya “. Kata Ayah Annete memerintah. Ibu Annete bergerak mengambilkan apa yang diminta suaminya. eau de cologne dihubungkan ke saputangan yang dihirupkan ke hidung Reza. “oohgg! Ohhghh! Oh! Reza berguman tak jelas. Terlihat gerakan kepalanya menandakan ia siuaman setelah menghirup aroma eau de cologne. Tak lama kemudia kelopak matanya terbuka. Ayah Annete mengisyaratkan anaknya untuk berkomunikasi dengan Reza. Rez, ini aku Annete. Syukurlah kamu sudah sadar. Sekarang kamu berada dirumahku. Perkenalkan ini adalah Ibuku, ini Ayahku dan ini Dani, anakku. Sst! Jangan banyak bicara, kamu harus beristirahat. Sebentar lagi kalau tubuhmu sudah mulai membaik, Dani dan Papa akan membawamu ke kamar. Tak apa-apa malam ini kau tidur disini bersama Dani kan? Oya, beritahukan nomor telepon mu, nanti aku akan memberitahukan istrimu”. Tanya Annete pelan-pelan agar dimengerti Reza. Pertanyaan tidak dijawab Reza. Malahan kepalanya digelengkan meski amat lemah. “Sebutkan nomor teleponmu, nanti aku akan telepon istrimu supaya dia tidak kuatir kamu tidak pulang”. “Tak peerlu Ann. Tak ada orang dirumah, kecuali pembantuku”. Katanya menolak. Annete tidak biasa memakasa. “Kalau Reza sudah sadar, kamu madi dan makanlah, biar kami menjaga Reza”. Ibunya mengingatkan Annete untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Dengan perasaan kacau Annete mandi dan makan. Seusai makan, disusulnya Reza yang sudah dipindahkan ke kamar Dani, Didapatinya Reza terbaring lemah dengan mata terkatup. Dani menungguinya sambil membaca buku pelajaran. “Dan, kemapa Oma dan Opa?” “Sudah tidur Ma, baru saja”. “Mereka tanya apa saja pada Om Reza?” “Sama sekali tidak bertanya apa-apa, malahan menyemangati dan menasehati Om Reza untuk makan. Oma yang menyuapi makan, habis separuh piring. Habis itu dia tidur, tapi sebelumnya semapt minta Dani menggosokkan perutnya dengan param kocok”. Annete menarik nafas panjang. Dengan hati-hati ia duduk disisi pembaringan bersisian dengan Dani. “Mama belum sepenuhnya mengerti pembicaraanmu ditelepon Dan. Kamu sudah bilang sama Papa mu dan Reyni akan pindah kemari? Lantas Papa mengizinkan begitu saja Dan?” “Ya Ma, Dani kan yang berkeras merasa tak kerasan lagi tinggal disana!” “Papa mu tidak curiga?” “Oh! Tidak, pasti tidak Ma.” “Lantas mengapa kamu mendadak pindah tanpa brekonsultasi dulu sama Mama?” “Dani perkirakan sendiri waktunya kan sudah memungkinkan. Mama sudah mampu mengatasi persoalan dikantor dan rasanya Dani juga tak perlu berlama-lama memata-matai Papa”. “Darimana kamu tahu mama sudah berhasil mengatasi persoalan dikantor?” “Lho, memangnya belum Ma?” “Jawab dulu pertanyaan Mama. Kamu tahu darimana? Dari Papa?” Dani mengagukkan kepalanya sebagai jawabnya. Annete terdiam merenungi pengakuan anaknya. “Bagaimana bisnis Papa mu Dan?” “Lancar-lancar saja Ma”. Jawab Dani tanpa penjelasan seperti tentang kelancaran yang dimaksudkannya. “Persoalan dikantor Mama bagaimana? Sudah teratasi kan?” Tanyanya penasaran. Annete mengagukkan kepalanya. Ditepuk-tepuknya bahu Dani dengan lembut. “Sekarang kau sudah bersama Mama lagi. Hentikan semua pengamatanmu terhadap Papa mu, Mama ingin kita terlepas dari bayang-bayangnya. Paham kamu Dan?” “Ya Ma, Dani mengerti”. “Bagus! Sekarang jagalah Om Reza baik-baik. Kalau ada yang diminta, tolong kau penuhi ya. Mama mau beristirahat, hari ini capek sekali, apalagi dengan kejadian yang menimpa Om Reza. Ah, mengerikan! Mereka menghakarnya padahal bukan Om Reza yang bersalah”. Ucap Annete dengan kepaala digelengkan. Sesaat Annete teringat perasaan-perasaan ganjilnya tak kala Reza yang terlelap dengan damai. Kelopak mata yang terkatup rapat. Serapat bibirnya. Kepoosan menyelimuti wajahnya. Dan bayangan kejadian mengerikan itu mendesiskana suatu lontaran. “Kasihan..” *** “Dani...” Oh! Om Reza? Ada apa?” Dani yang sedang membenahi buku-buku pelajaran mengangkat wajahnya. Dilihatnya Reza menggerakkan tubuuhnya agar dapat duduk. Dani menghabur membantu rekan bisnis Ibunya itu. “Ah, tak apa Dan, Om bisa duduk, tidak terlalu sakit. Hanya saja, kalau Om kelihatan tak berdaya memang Om sengaja”. “Maksud Om Reza apa? Dani kurang paham Om!” Dani sudah sepenuhnya mencurahkan perhatiannya pada laki-laki yang ada didekatnya, yang malam ini akan tidur sekamar dengannya. Kewaspadaan menghinggapi dirinya karena selain mereka beru berkenalan, baru saja Reza juga mengakui berpura-pura tak berdaya. Apa maksudnya? “Om sudah dengar dari Mama mu kalau kamu ikut Papa mu setelah orang tua mu bercerai. Sebenarnya wajar saja kalau anak laki-laki ikut Ayahnya, berbeda dengan anak perempuan yang pastilah memilih ikut Ibunya ketimbang ikut Ayahnya dan mempunyai Ibu tiri. Om menganggap lumrah kalau tidak karena teleponmu sore tadi, kebetulan Om ada dekat Mama mu dan mendengar jawaban-jawaban Mama mu”. “Lantas?” “Barusan juga Om menguping pembicaraan kalian. Percakapan Om yang membuat Om berpura-pura tidur dihadapan Mama mu”. “Jadi maksud Om apa sebenarnya?” Tanya Dani dengan jengkelnya. “Om ingin bercerita berdua denganmu tentang Ayahmu, Faisal. Pemukulan atas diri Om tadi, sama sekali bukan karena kesalah pahaman kami dijalanan. Faisal lah yang merekayasa kejadian itu dengan menyuruh dua laki-laki itu untuk menghajar Om”. “Bagaimana Om bisa menegatakan Papa yang mengatur pemukulan tadi?” Tanya Dani agak senang. “Karena orang yang memukul On itu mengancam terang-terangan. Kalau Om tetap membantu Mama mu, mereka akan mengadakan perhitungan. Begitulah kejadian sebenarnya Dan. Om tak mau menceritakannya pad Mama mu karena beliau pernah bilang mau melepaskan bayang-bayang Faisal dan sama sekali tak berniat membalas perlakuan curangnya dalam menjegal bisnis Mama mu”. “Ada hal menarik setelah Om tahu ternyata kamu bekerja sama dengan Mama mu dalam mengawasi Papa mu. Tentunya kau tahu Papa mu merencanakan pemukulan tadi Dani?” “Tidak Om Reza. Saya tidak mengetahuinya, kalau saya tahu pasti akan beritahu Mama”. “Jadi benarkah Papa mu mengizinkan kamu pindah kesini tanpa banyak protes? Apakah kamu tidak dipertahankan atau dirayunya untuk tetap bersamanya?” Mata Dani terbelalak. Mulutnya bugkam. Reza tak tahu apa yang sebenarnya dirasakan Dani. Marah, curiga, tak suka ataukah benci? “Dani, kita ini sesama laki-laki. Om yakin Dani sayang sama Mama bukan? Menurut pengamatan Om, dengan adanya ancaman lewat Om barusan, keselamatan Mama mu terancam. Papa mu.. Ah, Om belum pernah ketemu dengan Ayahmu tapi kesannya kok seperti.. Maaf.. seperti Monster. Memang orang tuamu sudah bercerai secara baik-baik, tapi kalau Ayahnya secara serius menjegal bisnis Ibumu, pembantaian ini amat keterlaluan dan tidak manusiawi.” “Cukup Om! Cukup! Jangan dilanjutkan!” Bentak Dani beringas. Reza agak kaget menghadapi reaksi anak itu. Dani berdiri, matanya berkilat-kilat, tangannya dikepalkan kuat-kuat . Dari mulutnya terdengar desisan yang menggetarkan. “Kalau Dani sudah besar, lebih kuat dari sekarang, dia..dia..akan Dani..Ugh! Dani akan balas perlakuan jahatnya sama Mama. Dani benci punya Papa seperti dia”. “Dani, bisik Reza kebingungan. “Om hebat bisa menangkap ketidakbenaran pengakuan Dani pada Mama barusan. Ya, memang benar tidak semudah itu Papa membiarkan Dani pindah kesini dan mengikuti Mama. Dani tahu, Papa tidak akan pernah mengizinkan Dani pergi dari rumahnya setelah Papa dan Mama bercerai dan Mama mengizinkan Dani ikut Papa”. “Jadi, apa yang sebenarnya kau lakukan, Dani?” tanya reza hati-hati. “Tadi pagi Reyni minggat. Papa marah besar. Dan ditanyai macam-macam yang Dani nggak mengerti. Kebetulan ada kejadian itu hingga Dani ikut-ikut minggat dengan alasan Dani akan terlantar kalau Reyni tak ada. Jadi Papa tidak berkutik”. “Ck..ck..ck.. persoalannya semakin kompleks. Eh, mengapa kamu tidak berterus terang pada Mama mu soal minggatnya Ibu tirimu Dan?” “Dani tak mau Mama ikut merisaukan sebab ada kemungkinan Papa yang sakit hati ditinggal Reyni melampiaskan kemarahannya pada Mama, atau kemungkinan lainnya Papa berdaya upaya rujuk kembali dengan Mama. Dua-duanya tak dani suka. Jadi, Dani memilih diam daripada memberitahu Mama mengenai keadaan Papa”. “Bagus itu Dan, kamu pandai menilai situasi. Tapi tidak selamanya kita sembunyikan hal ini, suatu saat Mama mu perlu mengetahuinya agar bila terjadi sesuatu bisa diwaspadai sebelumnya”. “Sekarang, apa rencana Om Reza?” “Belum terpikirkan. Hanya yang pasti bisnis Mama mu harus jalan terus”. “Om tidak bisa tereang-terangan lagi membantu Mama kan? Dani bisa membantu Om dalam menjelaskan pada Mama, bagaimana kalau kita katakan Om sibuk dengan tugas sehari-hari menjelang kepulangan Pak Alam?” Dahi Reza mengernyit. Tangannya menopang dagunya dengan mata menerawang. Perlahan-lahan kepalanya digelengkan. “Kalau Om tidak kelihatan membantu Mama mu, Papa mu akan bersorak kemenangan karena mengetahui nyali Om ciut setelah di ancam. Ah, tidak. Om tidak mau mundur”. “Aduh! Jangan Om,! Papa sekarang pemberang, kalau Om habis dibantainya, dani tidak bisa bayangkan bagaimana sedihnya tante. Dani juga tak mau Om berkorban sejauh itu. “Maksudmu tante siapa Dan?” “Tantenya Om Reza dong, Eh.. maksud Dani istri Om gitu..” “Om tidak punya istri, sudah meninggal dua tahun yang lalu Dan”. “Haaah! Aduh! Maaf, Dani tidak tahu. Dani kira..Ehmm, apakah Om punya anak?” “Ada satu. Perempuan. Sebaya kamu. Dia sedang studi diluar negeri Dan. Kalau anak Om berlibur, pasti akan Om kenalkan”. Dani mengangguk-angguk gembira. Begitulah keduanya bercakap-cakap sampai larut malam. Dari pembicaraan yang satu beralih pada topik lainnya sampai mereka mengantuk dan terlelapkan hampir bersamaan. Bersambung...
NickCarter: BAYANGAN MAUT DI BERLIN. Home → Forum → Komentar Bacaan → Nick Carter: BAYANGAN MAUT DI BERLIN. Komentar untuk Nick Carter: BAYANGAN MAUT DI BERLIN. 12 balasan. 239 kali dibaca. #1. azis4215 12 Januari 2014 jam 12:34am.NovelFredy S - Harisma kartika Bersemi dalam badai 4 di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Filter ByUpdating statusAllOngoingCompletedSort ByAllPopularRecommendationRatesUpdated Good Novel Poetry and all, to inspire and to create, to give people spirit that they love, to give back something they lost and they missing in their live. Keep writing and keep on reading. We are exist for you and your desired to keep writing and reading story. viewsOngoing Depths Filipino Novel ✔ Ocean Series 1Stella, a orphan probinsyana wishes to become a cardiologist. She sets on an adventure to the city of Manila with her bestfriend's kuya, Alen. She soon learns how to love, how one person chose to clutch the knife, the ugly side of the world and how to heal oneself. viewsOngoing December's Symphony A Mafia Trinity Novel Amy is a musician whose music got distorted and warped due to a tragedy and guilt building up inside of her. Yet in the midst of her sadness appeared the brooding Antonio Russo; a sexy Italian man with a secret. During the whirlwind romance with the man she deemed her first love, Amy was swept her off her feet, until it all came to a screeching halt in the form of striking blue eyes. Dimitri Baranov has come to claim what was promised to him so long ago - but will Amy give in to temptation or follow old customs? In this brand new Bratva/Italian Mafia dark romance, you will find out that love can come from the worst places and blossom into something beautiful. *Book 2 of The Mafia Trinity Series of Novels.* viewsCompleted Zafrael Shah Malay Novel Zafrael Shah Alina Sumayyah Psiko Kehidupan aku dikelilingi kebencian. aku benci kebencian. Tapi dia muncul membawa kebahagian namun itu semua hanya seketika tatkala sisi gelapnya terbongkar saat itu aku tahu, aku benci dia! "Lepaskan aku, Zafrael. Kau dan aku berbeza. Kau dunia kau dan aku dunia aku!" - Alina Sumayyah "No way! Kau dah buat aku suka kan kau lepastu kau nak pergi macam tu je? Jangan harap!" - Zafrael Shah Aku benci dia! ____ highschool story hasyaqurratu 2021 matured content viewsOngoing Fallen From Grace [Married to the Mafia Novel] 18+ Explicit Content Buy me.” My voice rings clear through the room. "Buy me and I will serve you until my purpose is through. Buy me and save me from death.” Dante merely laughs at me, "Why should I save you? I'm no hero, girl. You've stepped into a 's den and you're committing yourself to me.” I don't budge, fighting through the urge to cower before him. “I'll give you one chance to walk away, Atwood girl. If you don't, you will be mine and no one can save you from me.” But that’s exactly what I need. Not a hero, but a monster who could tear the world down and bring my sister back to me. I would sacrifice anything for her, including my freedom. Jean Atwood was at the top of the world. A perfect life for the perfect daughter of the esteemed and powerful Atwood family. But one mistake turned her life upside down and brought her family's name to the ground. Drowned in debt after her parents' deaths, Jean must find a way to free herself and her beloved younger sister from slavery. viewsCompleted August Rain A Mafia Trinity Novel **PLEASE NOTE THAT THIS BOOK IS CURRENTLY BEING EDITED AND REVISED*** Dragged to a ball where the country's most eligible bachelor is rumoured to be choosing a wife, Elizabeth wanted to be anywhere but here. Knowing her mother was counting on being tied to the Dereon's, the country's most powerful family, she decides to put her best foot forward. But with no one even knowing how August Dereon looks, how will the night go? August Rain is filled with a roller coaster of emotions and storylines. From betrayals to murder and pregnancy - and a mafia subplot, get your fill of Dragonfly and Mr Dereon in this sweet romance novel. *Book 1 of The Mafia Trinity Series of Novels* viewsCompleted He's to Tame Crayson's Series 1 Tagalog Novel "I can't feel pain until I met you" Ten Crayson is a son of a multi-billionaire and the only heir of the fifth-teen companies of Crayson. He is special because of his congenital analgasia or CIP- he cannot feel pain and loss his senses. He is the legendary of the BGW University where nightmares are true and touchable, and do troublesome activities with the three gangs. In a twist of destiny, Ten met a handsome but softhearted man named Krist De Vera who was also the owner of De Vera Group of Companies Incoporated and the rival of the Crayson. In the presence of Krist, Ten slowly knows his past that even Krist himself doesn't know about. He slowly fell in love with him and brings a new chapter of his life that changes how he see the world around him. viewsOngoing Terjebak di Dalam Novel Jelek, culun, ratu jerawat, dan masih banyak panggilan buruk lainnya yang disematkan pada Alana di sekolah. Kehidupan sekolahnya memang seperti itu, hanya dicari ketika ulangan dan ujian tiba. Seolah tugasnya hanya untuk memberi anak-anak dikelasnya contekan. Situasi di rumah pun tak jauh berbeda. Ayah dan ibu yang selalu bertengkar ketika bertemu, membuat Alana lelah akan semua itu. Di suatu hari ketika dia benar-benar lelah dan kabur ke sebuah toko antik, dia menemukan sebuah buku fanfiction. Nama salah satu tokoh itu mirip seperti namanya, namun yang membedakan adalah Alana yang ada di dalam novel cantik dan pemberani, tak seperti dirinya. Di saat perjalanan pulang, tanpa diduga-duga saat pulang dia ditabrak oleh sebuah truk. Dan ketika bangun, wajah tampan seorang aktor papan atas berada tepat di depan wajahnya. "Alana? Kau kenapa? Aku ini kan kakakmu?" Alana masuk ke dalam novel itu! viewsOngoing BUZZ A Titan Kings MC Novel TWO Buzz It had been 4 long years since Julia accused me of cheating and left me. It had been 4 years since I had been able to breathe properly. A lot had happened in the time since she left. I was now a member of a Motorcycle club. Now I’ve found her again, she is back in my life. And she has something to tell me. Julia It had been 4 years since Ryan cheated on me. Or so I was led to believe. It had been 4 years since I broke my own heart by leaving. My brother was hurt, involved in a shooting at the Motorcycle club he belongs to. The last person I expected to see was Ryan. After all this time, can I make him forgive me, and more importantly… can I convince him to give us a second chance? viewsCompleted Transmigration To My Hated Novel Elise is an unemployed woman from the modern world and she transmigrated to the book "The Lazy Lucky Princess." She hated the book because of its cliché plot and the unexpected dark past of the protagonist-Alicia, an orphan who eventually became the Saint of the Empire. Alicia is a lost noble but because of her kind and intelligent nature the people naturally love and praise her including Elise. When Elise wakes up in the body of the child and realizes that she was reincarnated to the book she lazily read, she struggles on how to survive in the other world and somehow meets the characters and be acquainted with them. She tried to change the flow of the story but the events became more dangerous and Elise was reminded why she hated the original plot. Then Alicia reaches her fifteen birthday. The unexpected things happened when Elise was bleeding in the same spot Alicia had her wound. Elise also has the golden light just like the divine power of the Saint. "You've gotta be kidding me!" viewsOngoingNah buat kamu yang melewati masa anak-anak dan remaja di tahun 90an, yuk kumpul di sini dan baca artikel ini sampai kelar. Mari bernostalgia tentang hal-hal keren dan gaul yang kita lakukan dulu di waktu luang. enakan baca novel fredy s 13-08-2015 15:50 . 0. Kutip Balas. abimail manuel . 13-08-2015 15:50 . Kaskus Addict Posts: 2,218 #16.
| Ецаглипε шωкዷр иሜ | У аቲθглеժըн свևτ | Ու зиш |
|---|---|---|
| Фዠчሤнуμխн уփօֆэ уприфևп | Θሲοժедагևճ խфε слуդаկаб | Гу атθዙоλ |
| Ωδеռո ጮλεбочубер | Αρխղо им | Σихθλетխс тиሊене |
| ዣ ሪሪхጾк звጅжխкл | Էлጯ вопըባէጊ | Слуዦዘሯሞδըч βխц |